Kamis, 23 September 2010

Masa Orde Baru Rezim Soeharto [Kuliah tanggal 24 Agustus 2010]

Kuliah oleh : Mr. Junaedi
Tanggal : 24 Agustus 2010
 
* Jend. Besar TNI Purn. Haji Moehammad Soeharto, (ER, EYD: Suharto) (lahir di Kemusuk, Argomulyo, Yogyakarta, 8 Juni 1921 – meninggal di Jakarta, 27 Januari 2008 pada umur 86 tahun) adalah Presiden Indonesia yang kedua (1967-1998), menggantikan Soekarno.

* Sebelum menjadi presiden, Soeharto adalah pemimpin militer pada masa pendudukan Jepang dan Belanda, dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal. Setelah Gerakan 30 September, Soeharto menyatakan bahwa PKI adalah pihak yang bertanggung jawab dan memimpin operasi untuk menumpasnya. Operasi ini menewaskan lebih dari 500.000 jiwa.

* Soeharto kemudian mengambil alih kekuasaan dari Soekarno, dan resmi menjadi presiden pada tahun 1968. Ia dipilih kembali oleh MPR pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998. Pada tahun 1998, masa jabatannya berakhir setelah mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei tahun tersebut, menyusul terjadinya Kerusuhan Mei 1998 dan pendudukan gedung DPR/MPR oleh ribuan mahasiswa. Ia merupakan orang Indonesia terlama dalam jabatannya sebagai presiden. Soeharto digantikan oleh B.J. Habibie.

* Peninggalan Soeharto masih diperdebatkan sampai saat ini. Dalam masa kekuasaannya, yang disebut Orde Baru, Soeharto membangun negara yang stabil dan mencapai kemajuan ekonomi dan infrastruktur. Suharto juga membatasi kebebasan warganegara Indonesia keturunan Tionghoa, menduduki Timor Timur, dan dianggap sebagai rezim paling korupsi sepanjang masa dengan jumlah US$15 milyar sampai US$35 milyar. Usaha untuk mengadili Soeharto gagal karena kesehatannya yang memburuk. Setelah menderita sakit berkepanjangan, ia meninggal karena kegagalan organ multifungsi di Jakarta pada tanggal 27 Januari 2008.


Analisis saya :
Keadaan saat rezim Soeharto tidak bisa sepenuhnya dianggap sebagai masa kelam di Indonesia. Banyak warga Indonesia merasa aman dan tenteram disaat Soeharto memimpin, walaupun pada akhirnya beliau meninggalkan rekor yang cukup buruk di Indonesia. Kehidupan jurnalis di rezim Soeharto tidak bisa dianggap makmur, karena jurnalis di Indonesia ditekan untuk bisa mendukung Soeharto dan dalam hal ini menyembunyikan kebenaran bahwa dibalik kemakmuran yang dirasakan, perlahan namun pasti Soeharto menimbun hutang bagi Indonesia.


catatan :: maaf saya tidak bisa begitu lengkap memberikan analisis dan rangkuman karena pada saat kuliah ini saya dirawat dirumah sakit jd tidak masuk. Terima kasih.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

2ne1