Kamis, 07 Oktober 2010

Simbolisasi dalam Arsitektur part 2 [Kuliah tanggal 5 Oktober 2010]


Kuliah oleh : Eduard Tjahjadi
Tanggal : 5 Oktober 2010

* Simbol kekuasaan ekonomi *
* Gedung-gedung tinggi selalu ada di kota-kota besar (pengusaha-pengusaha besar yang punya kekuatan ekonomi)



* Di Jerman hanya boleh dibangun gedung tinggi di Frankfurt, di kota-kota lain, perekonomian tetap berjalan, namun tidak dalam bentuk gedung tinggi.



* Di Shanghai yang terkenal sebagai 
- negara komunis- hanya sebagai kekuasaan politik
- negara ekonomi- bebas



* Simbol China mengalahkan Taiwan. Di Moongate, tadinga akan dibentuk O namun ditolak karena serupa dengan lambang negara Japan dimana Japan pernah mengadakan pemberontakan di China.

* Arsitektur menjadi sarana untuk menarik dan menonjolkan kejayaan.


* Simbol demokrasi *
* National mall, Washington DC, Reichstag (Gedung Parlemen), Bundaran HI.

* National mall -> Area untuk pejalan kaki di Washington.


 
* Reichstag -> Hancur pada tahun 1945-1990, namun dipugar kembali menjadi baru dan kemudian menjadi gedung parlemen lg.
*Ditengah-tengah gedung dibangun kubah untuk mencerminkan transparansi negara dimana ruang sidang digelar dan bisa dilihat orang banyak.



* Simbol MPR/DPR hanya berarti penopang gedung.
* Patung selamat datang menjadi berubah arti dari "Welcoming SeaGames" menjadi tempat orang untuk berdemonstrasi menyuarakan pendapat mengenai demokrasi.


* Simbol kemajuan teknologi *
* Eiffel tadinya hanya untuk World Fair yang saat itu diadakan di Paris, dans emustinya langsung dirubuhkan setelah event berakhir, namun karena menguntungkan dari sudut komunikasi, akhirnya menara Eiffel tetap berdiri sebagai simbol Paris.
Analisis saya :
Ada baiknya Indonesia mulai bercermin diri, bahwa di banyak negara gedung-gedung dibangun dengan arsitektur indah dan dengan keahlian yang diakui, bisa dinikmati dengan adanya jarak dari tempat satu ke tempat lain yang memungkinkan orang melihat dan menikmati gedung tersebut. Bukan berarti di Indonesia tidak ada gedung-gedung yang indah, namun yang kurang adalah tempat untuk menikmatinya. Dengan jarak yang pendek-pendek banyak gedung-gedung indah di Jakarta tidak bisa dinikmati sepantasnya. Jadi ada baiknya kita bercermin dulu sebelum mulai membangun lagi di Jakarta yang sempit ini.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

2ne1